0% found this document useful (0 votes)
104 views13 pages

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebugaran Jasmani Pada Remaja Siswa Kelas Xi SMK Negeri 11 Semarang

This document summarizes a study that investigated factors related to physical fitness in adolescent students at SMKN 11 Semarang. The study examined the relationship between physical fitness and three factors: physical activity level, anxiety level, and body mass index. The study involved 183 students aged 15-18 years who were given questionnaires to measure physical activity and anxiety levels, and had their weight, height, and physical fitness measured using the Cooper test. Statistical analysis found significant positive relationships between physical activity and physical fitness, and significant negative relationships between anxiety level/body mass index and physical fitness. Therefore, efforts should be made to improve healthy lifestyles and reduce student anxiety by increasing physical activity to achieve better physical fitness and increase student achievement.

Uploaded by

Miftakhul Falah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
104 views13 pages

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kebugaran Jasmani Pada Remaja Siswa Kelas Xi SMK Negeri 11 Semarang

This document summarizes a study that investigated factors related to physical fitness in adolescent students at SMKN 11 Semarang. The study examined the relationship between physical fitness and three factors: physical activity level, anxiety level, and body mass index. The study involved 183 students aged 15-18 years who were given questionnaires to measure physical activity and anxiety levels, and had their weight, height, and physical fitness measured using the Cooper test. Statistical analysis found significant positive relationships between physical activity and physical fitness, and significant negative relationships between anxiety level/body mass index and physical fitness. Therefore, efforts should be made to improve healthy lifestyles and reduce student anxiety by increasing physical activity to achieve better physical fitness and increase student achievement.

Uploaded by

Miftakhul Falah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEBUGARAN JASMANI PADA REMAJA SISWA
KELAS XI SMK NEGERI 11 SEMARANG

Devy Amelia Nurul Alamsyah*,Retno Hestiningsih,Lintang Dian Saraswati Bagian


Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro
*Email: [email protected]

ABSTRACT
Good physical fitness is needed by students to learn, go to school and other
activities that support learning. In children and adolescents physical fitness is
often forgotten especially in early adolescence, even though physical fitness is
very useful to support physical work capacity in order to achieve high learning
achievement. This study aims to investigate factors related to physical fitness in
adolescent students at SMKN 11 Semarang. This research investigates three
aspects related to physical fitness of students, i.e. Physical Activity Level, Anxiety
Level and Body Mass Index. The study was conducted on students of class XI in
the age range 15 - 18 years. This type of research is an analytical survey with
cross sectional approach. The population is a student of grade XI with a total of
525 students, then the sample was taken as many as 183 students. Primary data
consists of questionnaires to determine physical activity and anxiety levels, while
weight and height measurements are required to find out the Body Mass Index.
In addition, physical fitness measurements were performed using the Cooper
Test method. Meanwhile, secondary data in the form of information of active
student of class 2015 is obtained from the administrations office’s student center.
Statistical analysis is using Spearman rank test and Pearson Product Moment
correlation test. From the result of bivariate test at α=0,01, resulted in a
significant positive relationship between physical activity with physical fitness
(p=0,000 and r= 0,314), significant negative relation between anxiety level with
physical fitness (p =0,000 and r=-0,284 ), and a significant negative relationship
between Body Mass Index and Physical Fitness (p=0.000 and r=-0.272).
Therefore, efforts should be made to improve healthy lifestyles and reduce the
anxiety level of students by increasing physical activity to achieve good physical
fitness with the end result being the increase of student achievements. .

Keywords:Physical activity, body mass index, anxiety level, physical fitness.

PENDAHULUAN senggang maupun pekerjaan yang


Kebugaran jasmani adalah mendadak serta bebas dari
kemampuan untuk melakukan penyakit.1,2Makin tinggi kemampuan
kegiatan atau pekerjaan sehari- fisik seseorang maka produktivitas
haridan adaptasi terhadap orang tersebut makin tinggi.3.
pembebanan fisik tanpa Perkembangan teknologi yang serba
menimbulkan kelelahan berlebih dan canggih menjadi salah satu
masih mempunyai cadangan tenaga penyebabberalihnya aktivitas
untuk menikmati waktu dinamis menjadi statis diperkirakan

77
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menjadi penyebab menurunnya yang timbul sebagai akibat


tingkat kebugaran jasmani 8
terjadinya perubahan sosial. Ini pun
seseorang.4 berlaku pada siswa SMK yang
Pada anak dan remaja kebugaran berada dalam tahap perkembangan
jasmani ini seringkali dalam rentang usia 15 sampai 18
terlupakan.Padahal kebugaran tahun.
jasmani ini sangat bermanfaat untuk Salah satu tugas perkembangan
menunjang kapasitas kerja fisik siswa SMK yaitu memiliki pilihan
anak yang pada akhirnya dan persiapan untuk suatu
diharapkan dapat meningkatkan pekerjaan, mereka juga dituntut
prestasinya. Daya tahan untuk aktif secara akademik dan
kardiovaskular yang baik akan berkemampuan di lapangan. Dalam
meningkatkan kemampuan kerja menjalani tugas perkembangan ini,
anak dengan intensitas lebih besar siswa SMKmenemui berbagai
dan waktu yang lebih lama tanpa permasalahan, baik darilingkungan
kelelahan. Daya tahan otot akan keluarga, masyarakat,
memungkinkan anak membangun sekolah,maupun dari diri sendiri.
ketahanan yang lebih besar Salah satu bentuk permasalahan
terhadap kelelahan otot sehinggga yang dialami siswa dalampersiapan
mereka dapat belajar dan bermain memasuki dunia kerja yaitu siswa
untuk jangka waktu lebih lama.5 mengalami kebingungan dan
Masa remaja merupakan masa kecemasan tentang pekerjaan yang
pertumbuhan cepat dan terjadi akan ditekuninya untuk masa
perubahan dramatis pada komposisi depannya. Kebingungan dan
tubuh yang mempengaruhi aktivitas kecemasan ini terjadi dikarenakan
fisik dan respon terhadap siswa SMK akan memasuki
latihan.Terdapat peningkatan pada lingkungan baru yangsangat
ukuran tulang dan massa otot serta berbeda dengan lingkungan
terjadi perubahan pada ukuran dan belajaryang saat ini digelutinya.9
distribusi dari penyimpanan lemak SMK Negeri 11 Semarang adalah
6
tubuh , maka dengan indeks massa salah satu sekolah kejuruan
tubuh (IMT) dapat menggambarkan menengah dalam bidang keahlian
lemak tubuh yang berlebihan, Grafika, Multimedia dan Animasi
sederhana dan dapat digunakan yang meluluskan siswa-siswi bagi
dalam penelitian populasi berskala kebutuhan dunia industri percetakan
besar.7 dan teknologi informasi.Penggunaan
Salah satu gangguan perasaan teknologi tentu saja dominan dalam
adalah kecemasan yang timbul proses belajar-mengajar yang
akibat adanya respon terhadap bertujuan untuk memudahkan anak
kondisi stress atau konflik.Hurlock didik melakukan aktivitas
dalam penelitian Jumariah pembelajaran. Menurut data
menyatakan bahwa pada masa keterserapan lulusan SMK Negeri
remaja, individu mengalami 11 Semarang menunjukkan
peralihan dari satu tahap ke tahap penurunan persentase jumlah
berikutnya dan mengalami alumni yang bekerja dari sebesar
perubahan baik emosi, tubuh, minat, 63% pada tahun 2015, turun
pola perilaku. Oleh karena itu, menjadi 55% pada tahun 2016 lalu
remaja sangat rentan sekali turun drastis pada tahun 2017
mengalami masalah psikososial, menjadi 13%. Persentase jumlah
yakni masalah psikis atau kejiwaan alumni yang berkuliah pun juga

78
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

termasuk kecil dan mengalami PAL = (


penurunan tren dari 23% pada tahun
2015, turun menjadi 21% pada
tahun 2016, serta 3% pada tahun
2017.10
Berdasarkan latar belakang yang
telah dijabarkan di atas, maka
faktor-faktor yang ditinjau dalam
penelitian kebugaran jasmani ini
adalah tingkat aktivitas fisik, indeks
massa tubuh dan tingkat
kecemasan. Penulis tertarik untuk
mengetahui hubungan antara tingkat
aktivitas fisik, indeks massa tubuh
dan tingkat kecemasan
dengan kebugaran jasmani
khususnya pada siswa/siswi SMK
Negeri 11 Semarang.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
adalah survey analitik dengan desain
cross sectional. Populasi adalah
seluruh siswa kelas XI SMK Negeri
11 Semarangangkatan
2015pada tahun akademik
2016/2017 yang berjumlah 525
siswa. Pengambilan sampel
menggunakan metodeproportional
random samplingdengan teknik
purposive sampling. Jumlah sampel
adalah 183 siswa yang masing-
masing jurusan memiliki proporsi :
animasi sebanyak 25 responden,
multimedia sebanyak 38 responden,
persiapan grafika sebanyak 60
responden, dan produksi grafika
sebanyak 60 responden.Sumber
data terdiri dari data primer dan
sekunder yang terdiri :
1. Angket untuk pengukuran
aktivitas fisik.Pertanyaan untuk
mengetahui tingkat aktivitas fisik
responden yang digunakan
diadaptasi dariThe General
Practice Physical Activity
Quetionnaire(GPPAQ) dan
Physical Activity Level(PAL).
PAL ditentukan dengan
meggunakan formula11:

)
ᄉᄃ
Cara penilaian aktivitas fisik
adalah:
Ringan jika PAL< 1,69
Sedang jika PAL 1,70-1,99
Berat jika PAL>2,00
2. Angket untuk pengukuran tingkat
kecemasan. Pertanyaan
diadaptasi dari Hamilton Anxiety
Rating Scale(HARS), yaitu
perasaan cemas, tekanan,
ketakutan, insomnia, memori
otak, depresi, pengaruh somatik
otot,pengaruhsomatik
pancaindera,gangguan
kardiovaskular,pernafasan,
pencernaan,alatkelamin,
keseimbangan, perilaku
berbicara di depan umum.Cara
penilaian kecemasan adalah
dengan memberikan nilai
dengan kategori12:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = satu dari gejala yang ada
2 = sedang/separuh dari gejala
yang ada
3 = berat/lebih dari ½
gejala yang ada
4 = sangat berat atau semua
gejala ada
Penentuan derajat kecemasan
dengan cara menjumlah nilai
skor dari semua item dengan
hasil12:
Skor < 6 = tidak ada kecemasan
Skor 6 – 14 = kecemasan ringan
Skor 15 – 27 = kecemasan
sedang
Skor > 27= kecemasan berat.
3. Pengukuran antropometri yaitu
untuk mengetahui Indeks Massa
Tubuh (IMT) dengan mengukur
berat badan dan tinggi
badan.Penentuan kategori IMT
adalah13 :
Obesitas jika Z-skor ≥ +2
Gemukjika +1 ≤ Z-skor < +2
Normal jika -2 ≤ Z-skor < +1
Kurusjika -3 ≤ Z-skor < -2

79
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
-
!ᄃ,#)
ᄃᄃ,$%

Sangat kurus jika Z-skor < -3


4. Pengukuran untuk mengetahui
kebugaran jasmani
menggunakan metode Cooper
Test yang dihitung dengan cara
responden berlari mengelilingi
lapanganselama 12 menit
sepanjang lintasan 89 meter.
Setelah waktu habis jarak yang
dicapai oleh responden tersebut
dicatat. Rumus yang digunakan
untuk menghitung VO2 Maxnya
adalah14:
VO2 Max = (
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah data dalam
Apabila data berdistribusi normal maka teknik variabel yang akan dianalisis
korelasi yang digunakan adalah Pearson berdistribusi normal atau tidak.
Product Moment, sedangkan untuk data yang Pengujian dilakukan dengan Uji
tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
korelasi uji Rank Spearman. Hasil uji normalitas variabel yang
diteliti ditunjukkan oleh tabel 1
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai berikut:

Tabel 1. - Hasil Uji Normalitas Variabel


Penelitian
Variabel Uji P Hasil
Normalitas
Tingkat Satu sampel 0,001 Distribusi
Aktivitas Kolmogorov- Tidak
Fisik (PAL) Smirnov Normal
Penentuan kategori kebugaran
Indeks Satu sampel 0,208 Distribusi
jasmani adalah sebagai Massa Kolmogorov- Normal
berikut14: Tubuh (Z- Smirnov
5. Data sekunder untuk jumlah skor)
siswa aktif tahun 2015 yang Tingkat Satu sampel 0,036 Distribusi
diperoleh dari bagian kesiswaan Kecemasan Kolmogorov- Tidak
SMK negeri 11 Semarang. Smirnov Normal
Untuk pengolahan dan analisis Tingkat Satu sampel 0,538 Distribusi
data dilakukan pengujian secara Kebugaran Kolmogorov- Normal
univariat dan bivariat pada taraf Jasmani Smirnov
signifikansi α=5%.Analisis univariat (VO2 Max)
dilakukan untuk mendeskripsikan Level signifikansi sebesar 0,05
semua variabel penelitian baik Keluaran hasil uji normalitas
variabel bebas maupun variabel berupa nilai signifikansi (p), lalu
terikat dengan menghasilkan dibandingkan dengan taraf uji
distribusi frekuensi dan presentase signifikansi yaitu α = 5%. Hasil yang
dari masing-masing variabel.Analisis bisa disimpulkan yaitu variabel
bivariat dilakukan untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik dan tingkat
hubungan antara variabel bebas kecemasan berdistribusitidak normal
(tingkat aktivitas fisik, IMT dan karena nilai p<α, sedangkan
tingkat kecemasan) dengan variabel variabel indeks massa tubuh dan
terikat (kebugaran jasmani) dengan tingkat kebugaran jasmani
menggunakan uji statistik.Sebelum berdistribusi normal karena nilai
melakukan analisis bivariat, terlebih p>α.
dahulu dilakukan uji normalitas data.

80
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Hasil Analisis Univariat hasil sebanyak 80,9% memiliki


Berdasarkan kategori yang sudah status gizi normal.
ditetapkan dalam GPPAQ, tingkat Distribusi responden berdasarkan
kecemasan berdasar pada metode tingkat kebugaran jasmani
skala HARS, Indeks Massa Tubuh menunjukkan lebih dari setengah
berdasar nilai Z-skor menurut responden yaitu sebesar 60,7%
Kemenkes RI, serta tingkat memiliki kebugaran jasmani yang
kebugaran jasmani berdasarkan sangat buruk.
Cooper Test, diperoleh distribusi
responden berdasarkan tingkat 3. Hasil Analisis Bivariat
aktivitas fisik, tingkat kecemasan, Tabel 3 - Rekapitulasi Hasil Uji Statistik
indeks massa tubuh dan tingkat Bivariat
kebugaran jasmani seperti
ditunjukkan pada tabel 2 sebagai
berikut :
Tabel 2 - Distribusi Responden per Variabel
Penelitian

a. Analisis Hubungan antara


Tingkat Aktivitas Fisik dan
Tingkat Kebugaran Jasmani
Dari uji signifikansi yang
dapat dilihat di tabel 3, ada
hubungan antara tingkat
aktivitas fisik dengan tingkat
kebugaran jasmani pada siswa
kelas XI SMKN 11 Semarang.
Berdasarkan nilai r pada
tabel 3 (r=0,314) menunjukkan
terdapat korelasi yang cukup
kuat dengan arah positif. Hal ini
Tabel 2 menujukkan bahwa menunjukkan ada hubungan
responden paling banyak melakukan searah antara tingkat aktivitas
aktivitas sedang yaitu sebesar fisik dan tingkat kebugaran
51,4%, jasmani. Maka bila tingkat
Distribusi responden berdasarkan aktivitas fisik bertambah maka
tingkat kecemasan menunjukkan tingkat kebugaran jasmani akan
bahwa sebagian besar responden bertambah pula.
sedang mengalami kecemasan Hasil ini sejalan dengan
ringan yaitu sebesar 49,2%. penelitian Uliyandari, bahwa
Dari hasil penimbangan berat terjadi peningkatan nilai
badan, pengukuran tinggi badan,
VO2max pada kelompok
umur dan jenis kelamin diperoleh perlakuan setelah melakukan

81
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

latihan fisik terprogram. Tujuan utama dari sistem


Sementara pada kelompok respirasi adalah menyediakan
kontrol justru mengalami oksigen untuk jaringan dan
penurunan nilai VO2max. mengeliminasi karbon dioksida.
Respon tubuh terhadap aktivitas Selama melakukan aktivitas
fisik merupakan hasil respon fisik, sistem respirasi bekerja
koordinasi sistem organ, lebih banyak karena konsumsi
termasuk jantung, paru, oksigen, ventilasi pulmonal dan
pembulu darah perifer, otot dan alveolar serta kapasitas difusi
sistem endokrin.15 oksigen meningkat untuk
Individu yang aktif dan bugar memenuhi kebutuhan oksigen
memiliki denyut jantung yang yang tinggi terutama pada otot
rendah pada saat istirahat dan rangka.Karena kebutuhan
latihan, dan volume stroke yang oksigen yang diperlukan pada
lebih tinggi Individu yang aktif otot selama melakukan aktifitas
akan mempunyai kebugaran fisik meningkat, maka sistem
kardiovaskular yang baik. kardiovaskuler pun harus
Kebugaran kardiovaskular meningkatkan tekanan darah,
(VO2max) ini akan mencapai volume sekuncup (stroke
puncak pada umur 18 dan 20 volume), denyut jantung (heart
tahun pada laki-laki serta 16 dan rate), dan cardiac output untuk
17 tahun pada anak perempuan. memenuhi kebutuhan oksigen
VO2max menggambarkan yang diperlukan oleh jaringan
kemampuan otot untuk otot. Agar hal tersebut
mengkonsumsi oksigen dalam terpenuhi, maka pada saat yang
metabolisme yang sama, tubuh mengurangi aliran
dikombinasikan dengan darah ke organ-organ yang tidak
kemampuan sistem terlalu aktif selama melakukan
kardiovaskular dan respirasi latihan fisik, seperti ginjal, hati
untuk menghantarkan oksigen dan organ-organ pada saluran
ke dalam mitokondria otot.16 pencernaan. Latihan fisik yang
Watts dalam Andriani dilakukan secara teratur akan
menyatakan bahwa peningkatan membuat sistem kardiovaskuler
tingkat kebugaran lebih efisien dalam hal
kardiovaskular disebabkan memompa darah dan
karena adaptasi jantung dan mengantarkan oksigen ke otot-
paru terhadap aktivitas otot yang dipergunakan saat
olahraga. Pada sistem berolahraga.18
kardiovaskular terjadi
peningkatan curah jantung yang b. Analisis Hubungan antara
bertujuan untuk Tingkat Kecemasan dan
mempertahankan otot-otot Tingkat Kebugaran Jasmani
rangka yang sedang bekerja Dari uji signifikansi yang
sehingga terjadi peningkatan dapat dilihat di tabel 3, ada
aliran darah untuk memenuhi hubungan antara tingkat
kebutuhan oksigen dan sel-sel kecemasan dengan tingkat
otot serta membawa karbon kebugaran jasmani pada siswa
monoksida dan sisa kelas XI SMKN 11 Semarang.
metabolisme ke tempat Dari nilai r pada tabel 3. (r = -
pembuangan.17 0,284)maka diperoleh korelasi
82
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

cukup kuat dengan arah dan meningkatkan tingkat


19
negatif.Hal ini menunjukkan ada pengentalan darah.
hubungan berbalik arah antara Olahraga juga sangat
tingkat kecemasan dan tingkat mempengaruhi cytokine yaitu
kebugaran jasmani. Maka bila unsur yang mempengaruhi
tingkat kecemasan bertambah hampir seluruh fungsi kekebalan
maka tingkat kebugaran jasmani tubuh dan membantu
akan menurun. merangsang pertumbuhan jenis
Kebugaran jasmani yang baik sel kekebalan tubuh. Cytokine
bisa didapatkan salah satunya yang paling umum yaitu
melalui olahraga yang rutin. interleukin yang akan meningkat
Olahraga berguna dalam akibat olahraga. Cytokine ini
mencegah penyebab stress sangat erat kaitannya dengan
menjadi lebih berbahaya karena daya tahan tubuh terhadap
dapat mengurangi produksi infeksi virus dan juga tumor. Hal
hormon-hormon pencetus inilah yang merupakan peran
stress. Olahraga rutin akan penting olahraga dalam
menurunkan tingkat epineprine menurunkan tingkat stress.19
dan kortisol. Adanya Hasil penelitian sesuai
peningkatan hormon tersebut dengan penelitian Etika Dika
merupakan akibat dari dan Widayanti yang dilakukan
rangsangan stresor.19 pada mahasiswa laki-laki
Kortisol mempunyai dampak fakultas kedokteran UNISBA
negatif terhadap sistem yang menyatakan bahwa tingkat
kekebalan tubuh, karena kortisol stress ada hubungannya
akan menekan peredaran darah dengan tingkat VO2 maksimum
T-sel yang diproduksi oleh dengan nilai p = 0,004 (p ≤
kelenjar thymus dan B-sel yang 0,05). Penelitian ini juga sejalan
dihasilkan oleh sumsum tulang dengan penelitian Kurniawan
belakang. Kedua sel ini bahwa ada hubungan antara
bertanggung jawab atas tingkat stress dengan
kekebalan tubuh dan melindungi kebugaran jasmani (p=0,001)
tubuh dari bakteri, virus atau serta penelitian Moore bahwa
infeksi-infeksi yang akan ada kecenderungan jika
menimbulkan penyakit.19 kebugaran jasmani seseorang
Peningkatan hormon baik, maka coping stress yang
epineprine dapat mempengaruhi dilakukan pun akan baik pula.20
sistem saraf simpatis. Secara psikologis, aktivitas
Bekerjanya sistem syaraf kerja yang lebih dari biasa akan
simpatis ini menimbulkan mempengaruhi kerja otak
dampak seperti meningkatkan seseorang, seseorang yang
tekanan darah, meningkatkan biasanya hidup santai dan
konsumsi energi total, memiliki kesibukan yang rendah
meningkatkan konsentrasi jika suatu saat memiliki
glukosa dalam darah, kesibukan tinggi akan
meningkatkan pelepasan energi mengalami stress dan hal
pada otot meningkatkan tersebut bisa berakibat pada
ketegangan otot-otot, naiknya tingkat kecemasan
meningkatkan aktivitas mental seseorang. Seseorang yang
tingkat kecemasannya tinggi

83
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

akan berakibat pada yang cukup besar. VO2max


menurunnya aktivitas fisik mempunyai arti volume oksigen
seseorang dan juga tingkat yang dapat tubuh gunakan saat
kebugaran jasmaninya. bekerja sekeras mungkin.22
Landasan yang kuat bagi Tingginya lemak tubuh akan
kondisi psikologis individu menjadi penghalang dan
adalah makanan yang sehat memberikan beban tambahan
dan bergizi, waktu istirahat yang fungsi kardiorespirasi selama
cukup dan kebugaran jasmani latihan fisik. Berkurangnya
yang baik. Untuk itu aktivitas fungsi ini akan berdampak pada
fisik yang dilakukan secara rendahnya ambilan oksigen
terprogram, terukur, teratur dan yang digunakan untuk
rutin mampu mengurangi metabolisme intrasel, terutama
kecemasan dan memelihara sel-sel muskuloskeletal. Karena
kebugaran jasmani seseorang. 21 deposisi lemak yang tidak
proporsional, sistem
c. Analisis Hubungan antara muskuloskeletal gagal untuk
Indeks Massa Tubuh dan memperoleh jumlah oksigen
Tingkat Kebugaran Jasmani yang cukup selama melakukan
Dari uji signifikansi yang latihan.23
dapat dilihat di tabel 3, ada Semakin tinggi VO2max
hubungan antara indeks massa seseorang akan semakin tinggi
tubuh dengan tingkat kebugaran pula kemampuan kerjanya.
jasmani pada siswa kelas XI Individu dengan berat badan
SMKN 11 Semarang. berlebih dan lipatan lemak yang
Dari nilai r pada tabel 3. (r=- banyak tentu saja mempunyai
0,272) maka diperoleh korelasi kecenderungan untuk mempunyai
cukup kuat dengan arah negatif. VO2max yang lebih rendah
Hal ini menunjukkan ada dibanding individu dengan lipatan
hubungan berbalik arah antara lemak yang lebih sedikit,
indeks massa tubuh dan tingkat sehingga kapasitas tubuh untuk
kebugaran jasmani. Maka bila dapat menghasilkan energi dan
indeks massa tubuh bertambah bekerja menjadi semakin
maka tingkat kebugaran jasmani terbatasi.22
akan menurun dan sebaliknya. Hal ini akan menjadi semakin
Dalam kajian yang lebih buruk, karena dengan
mendalam dapat diterangkan berkurangnya kemampuan kerja
pula kerugian berat badan individu tersebut akan
berlebih dalam hubungannya cenderung menjadi lebih obes
dengan VO2max. Pada individu untuk kemudian akan
yang mempunyai berat badan mengurangi VO2max dan
normal-berlebih tentu akan demikian seterusnya keadaan
mempunyai lipatan lemak lebih menjadi semakin parah tanpa
banyak. Sementara VO2max disadari. Hal ini kemudian akan
seseorang sangat ditentukan meningkatkan insidensi penyakit
oleh faktor jenis kelamin, usia, jantung dan metabolik seperti
genetis, komposisi tubuh, dan diabetes melitus di masa
latihan. Di antara 5 faktor mendatang.
tersebut komposisi tubuh dan Hasil penelitian sesuai
latihan memegang peranan dengan penelitian Kristanti Ch.M

84
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang dilakukan terhadap pelajar DAFTAR PUSTAKA


tingkat SLTA di Jakarta diketahui 1. Departemen Kesehatan.
bahwa status gizi (IMT) Pedoman Pengukuran
berpengaruh terhadap Kesegaran Jasmani Jakarta;
kebugaran jasmani.24Demikian 1994.
juga penelitian Sedyanti pada 2. Marley W. Health and Physical
kelompok pegawai negeri di Fitness: Taking Charge of Your
Pemda DKI Jakarta Health Philadephia: Saunders
menunjukkan bahwa ada College Publishing; 1982.
hubungan antara status gizi 3. Departemen Kesehatan. Petunjuk
dengan semua unsur kebugaran Teknis Kesehatan Olahraga
jasmani.25 Bagian Pertama Jakarta; 1987.
Menurut Jelife dalam 4. Junaidi S. Pembinaan Fisik
penelitian Wahyu Fitria, indeks Lansia Melalui Aktivitas Olahraga
massa tubuh mempunyai Jalan Kaki. Jurnal Media Ilmu
korelasi yang tinggi dengan Keolahragaan Indonesia. 2011;
jumlah timbunan lemak yang 1(1): p. 17-21.
ada di dalam tubuh. Sehingga 5. Trowbridge C, Gower B, Nagy T,
semakin tinggi indeks massa Hunter G, Treuth M, Goran M.
tubuh seseorang maka semakin Maximal Aerobic Capacity in
tinggi juga timbunan lemak yang African-American and Caucasian
ada di dalam tubuh. Apabila hal Pre-Pubertal Children. Am J
tersebut tidak diimbangi dengan Physiol. 1997; 273: p. 809-814.
aktivitas fisik yang cukup seperti 6. Rickert V, Meredith C . Exercise
olahraga makan akan adn Fitness. In RV. Adolescent
mengurangi kebugaran jasmani NutritionAssesmentand
seseorang.26 Management. New York:
Chapman & Hall; 1996. p. 25-41.
KESIMPULAN 7. Utari A. Hubungan Indeks Massa
1. Terdapat hubungan cukup kuat TubuhDenganTingkat
dengan korelasi positif antara Kesegaran Jasmani (Tesis)
tingkat aktivitas fisik dan tingkat Semarang: FK UNDIP; 2007.
kebugaran jasmani pada remaja 8. Jumariah L. Gambaran Tingkat
siswa kelas XI SMKN 11 Kecemasan Remaja Kelas VII
Semarang dan VIII Yyang Mengalami
2. Terdapat hubungan cukup kuat Pubertas di SMP Budi Luhur -
dengan korelasi negatif antara Cimahi. Jurnal Kesehatan
tingkat kecemasan dan tingkat Kartika. ;: p. 9.
kebugaran jasmani pada remaja 9. Daroji. Konseling Kelompok
siswa kelas XI SMKN 11 Untuk Mengurangi Kecemasan
Semarang Dalam Memasuki Dunia Kerja.
3. Terdapat hubungan cukup kuat Varia Pendidikan. 2015 Dec;
dengan korelasi negatif antara 27(2): p. 183 - 191.
indeks massa tubuh dan tingkat 10. SMK Negeri 11 Semarang.
kebugaran jasmani pada remaja [Online].; 2016 [cited
siswa kelas XI SMKN 11 2017 04 08. Available from:
Semarang http://smkn11smg.ueuo.com/ident
itas.html.
11. WHO. WHO. [Online]. [cited 2017
0113.Availablefrom:

85
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 3, Juli 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

http://www.who.int/chp/steps/reso 19. Triantoro S, Saputra NE.


urces/GPAQ_Analysis_Guide.pdf. Manajemen Emosi Jakarta: Bumi
12. Nuraeni D. Hubungan Antara Aksara; 2009.
KepercayaanDiridengan 20. Dika E, Widayanti, Hikmawati D.
Kecemasan Komunikasi Hubungan VO2 Maks dengan
Interpersonal Pada Siswa Kelas Tingkat Stress Pada Mahasiswa
VII dan VIII di SLTPN 1 Lumbang Laki-Laki FK UNISBA Bandung:
Pasuruan (Skripsi) Malang: UIN FK UIB; 2016
Maulana Malik Ibrahim; 2004. 21. Listiyati AK. Hubungan Aktivitas
13. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Fisik dan Tingkat Kecemasan
Kesehatan RI No. dengan Kebugaran Jasmani
1995/Menkes/SK/XII/2010 Pada Mahasiswa (Studi Pada
tentang Standar Antropometri Mahasiswa FKM UNDIP)
Penilaian Status Gizi Anak; 2010. Semarang: FKM UNDIP; 2013.
14. Arah Bola. [Online].; 2013 [cited 22. Liwijaya K. Olahraga Sumber
2017 01 12. Available from: Kesehatan Bandung: Penerbit
http://arahbola.org/496- Advent Indonesia; 1992.
pengukuran-vo2max-versi- 23. Andriani R. Hubungan Antara
cooper-apakah-efektif-untuk- Indeks Massa Tubuh dan
mengetahui-tingkat-kebugaran- Aktivitas Fisik dengan Volume
pemain-sepakbola. Oksigen Maksimum Surakarta:
15. Adiwinanto. Pengaruh Intervensi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS;
Olahraga di Sekolah Terhadap 2016.
Indeks massa Tubuh dan Tingkat 24. Kristanti. Tingkat Kesegaran
Kesehatan Kardiorespirasi pada Jasmani pada Pelajar SLTA
Remaja Obesitas (Tesis) Jakarta dan faktor-faktor yang
Semarang: Fakultas Kedokteran mempengaruhinya. Jakarta:
Universitas Diponegoro; 2008. Universitas Indonesia, Kesehatan
16. Sharkey BJ. Fitness and Health Masyarakat; 1995.
Nasution ED, editor. Jakarta: PT. 25. Sedyanti. Pengaruh Status Gizi
Raja Grafindo Persada; 2003. dan Kebiasaan Olahraga pada
17. Andriani R. Hubungan Antara Kesegaran Jasmani Kelompok
Indeks Massa Tubuh dan Pegawai Negeri di Pemda DKI
Aktivitas Fisik dengan Volume Jakarta jakarta: Badan Penelitian
Oksigen Maksimum Surakarta: dan Pengembangan Kesehatan;
Fakultas Ilmu Kesehatan UMS; 1990.
2016. 26. Dewi WF. Tingkat Kebugaran
18. Sulaeman I, Hadi R. Hubungan Jasmani Mahasiswa Prodi S1
Status Gizi, Status Kesehatan Ilmu Gizi Sekolah Tinggi Ilmu
dan Aktivitas Fisik Dengan Kesehatan (STIKES) NW
Kebugaran Jasmani Atlet (Skripsi) Semarang: FKM UNDIP
Bulutangkis Jaya Raya Jakarta. (not published); 2014.
Jurnal Ekologia. 2012; 13(1).

86

You might also like